Rahim Pengganti

Bab 159 "Ada Apa dengan Atha Acha"



Bab 159 "Ada Apa dengan Atha Acha"

0Bab 159     
0

Ada Apa dengan Atha Acha     

Acha berdiam diri di dalam kamar nya setelah diantar oleh Gina dan Sekar wanita itu tidak ada niatan untuk keluar dari kamar nya. Hanya diam dan menatap ke arah jendela entah apa yang dipikirkan oleh Acha saat ini yang jelas wanita itu sedang tidak baik baik saja.     

Terlihat dengan jelas berulang kali, Acha menarik nafas nya panjang. "Kenapa jadi gini," gumam Acha. Semua terjadi karena kejadian dua hari yang lalu, yang membuat kedekatan mereka bertambah intens namun, hari ini malahan membuat kedua nya menjauh. Hal itu terjadi, karena bisik bisik tetangga di kampus mengenai ke dekatan nya dosen diri nya sendiri.     

Drt drt drt     

Ponsel Acha bergetar, wanita itu menatap ke arah ponsel nya ada nama dewa di sana. Hal itu membuat, Acha bingung tumben sekali Dewa menghubungi diri nya. Bukan nya selama ini, giliran Acha yang menelpon Dewa maka selalu saja di tolak atau di abaikan oleh pria itu.     

"Hallo."     

"Lo di mana. Kenapa lama sekali angkat telpon gue," ucap Dewa. Terdengar dengan sangat jelas bahwa pria itu terlihat kesal. Hanya karena Acha tidak menjawab panggilan telpon nya kenapa Dewa malahan bersikap seperti saat ini.     

"Kenapa nelpon? Ada perlu apa?" tanya Acha. Sejujurnya, hari ini Acha ingin seorang diri tidak ingin di ganggu oleh siapa pun termasuk sahabat nya sendiri.     

Terdengar dari ujung sana belahan nafas Dewa yang begitu panjang. Pria itu lalu menyampaikan apa yang ingin dirinya tanyakan namun hal tersebut membuat Acha bingung dengan maksud yang disampaikan Dewa. Pembahasan yang dilakukan oleh Dewa sangat membuat aca tidak mengerti apalagi dengan ucapan Dewa yang hanya berputar putar saja.     

Acha sudah lelah mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Dewa, wanita itu mengatakan untuk menutup teleponnya namun, Dewa menolak hal tersebut pria itu sibuk mencari cari cara supaya bisa terus mengajak Acha mengobrol.     

"Kalau lo cuman mau ngobrol yang nggak jelas mendingan lo tutup aja deh telepon ini gue lagi ingin sendirian," ucap Acha.     

"Ya udah kalau emang mau sendirian lo taruh aja itu handphone nya tapi nggak usah ditutup biarin lo dengerin apa aja yang gue mau bicarakan udah gitu aja nggak usah dibikin ribet," balas Dewa. Acha hanya menarik nafas nya lelah, wanita itu malas berdebat dengan Dewa sehingga diri nya langsung saja mematikan sambungan telepon tersebut. , Namun, Dewa tidak menerima hal itu pria itu tetap saja mencoba menghubungi Acha terus menerus sehingga membuat Acha kesal dan langsung mematikan handphone nya.     

Sedangkan di lain tempat Dewa sudah mengumpat berulangkali karena panggilan telepon yang dirinya lakukan tidak ada satupun yang diangkat bahkan saat ini ponsel milik aca sudah tidak aktif lagi. Pria itu lalu mencoba mengambil kunci mobilnya dan keluar dari kamar saat akan menuruni anak tangga Dewa bertemu dengan sang ibu. Ibu Sri lalu bertanya kepada dewa ingin ke mana anaknya itu pergi Dewa lalu mulai mengatakan bahwa saat ini dirinya mau pergi ke suatu tempat tanpa menyebutkan nama Acha dalam perbincangan dirinya.     

"Oke bu Dewa mau pergi dulu bye."     

Dewa lalu mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang pria itu tetap berusaha menelpon aca terlihat sangat jelas bahwa saat ini Dewa tidak suka dengan kondisi seperti ini.     

***     

Di lain tempat Atha masih berdiam diri di dalam ruangan dosen pria itu si menyibukkan dirinya dengan semua urusan mengajar dan juga laporan laporan yang harus dirinya kerjakan titik meskipun seperti itu pikiran Atha tetap berpatokan dengan Acha pria itu selalu memikirkan hal yang terjadi tadi di dalam kelas. Dari salah satu mahasiswa nya yang menurut atas sangat buruk membuat diri nya takut nantinya akan murung atau memikirkan hal tersebut. Namun, atau tidak tahu bahwa bukan hal itu yang menjadi pusat pikiran dari aca melainkan sikap diri nya yang tiba tiba berubah.     

Suara ketukan pintu dari luar membuat atas segera menjawab panggilan tersebut. Seseorang wanita cantik yang berpakaian sangat minim masuk ke dalam ruangan nya ekspresi wajah atau langsung berubah menjadi sangat datar pria itu sangat tidak suka dengan keadaan saat ini apalagi melihat mahasiswa nya berpakaian dengan sangat minim seolah sudah tidak ada lagi jenis kain di dunia ini sampai mahasiswa nya bertindak seperti itu.     

"Ada apa?" tanya Atha dengan nada dinginnya. Wanita itu mulai berjalan mendekati tempat duduk apa, dan berusaha membuka kancing bagian atas dari pada baju yang dirinya gunakan melihat hal tersebut membuat atas segera mendorong mahasiswa nya itu. "Apa apaan ini, kamu mau apa?" tanya Atha dengan sedikit bentak kan. Mendengar hal itu membuat sang wanita segera, mundur dan keluar dari dalam ruangan Atha. Sungguh hari ini, sangat banyak hal yang terjadi di dal hidup nya, hal ini buat kepala Atha tiba tiba menjadi pusing.     

Malas berlama lama berada di ruangan tersebut, Atha lalu membereskan semua nya. Pria itu membawa semua dokumen penting dan tak lupa tugas yang di kumpul kan oleh Acha. Mengingat hal itu, membuat Atha mencoba menghubungi Acha namun, nomor gadis itu tidak aktif.     

"Mungkin handphone nya habis baterai," gumam nya. Atha lalu pergi meninggalkan ruangan, saat melangkah kan kaki nya Atha kembali melihat gadis yang masuk ke dalam kantor nya sedang berdiri dengan seseorang yang sedang marah pada nya. Terdengar dengan sangat jelas, bahwa gadis itu dimarahi karena keluar tanpa hasil, Atha yang malas berdebat segera pergi dan meninggalkan tempat tersebut.     

***     

"Ha ha ha, eh tapi tumben juga kamu antar Acha. Oh ya, ada hubungan apa Acha dengan Dewa?" tanya Daffa. Pria itu sudah begitu penasaran sejak kemarin, karena bagi diri nya ada sedikit perubahan sikap yang dilakukan oleh Dewa.     

"Acha itu suka sama Dewa, tapi Dewa seolah memberikan suatu harapan hingga beberapa Minggu lalu, Dewa seolah meminta Acha untuk berhenti berharap. Acha memang mengatakan kalau, disaat dirinya berjuang dan Dewa meminta nya berhenti maka Acha berhenti, dan terbukti sekarang Acha sudah berhenti memperhatikan Dewa."     

Gina menceritakan banyak hal, wanita itu juga membicarakan bagaimana cara Atha tadi kepada Acha. Banyak hal yang di curahkan oleh Gina, sedangkan Atha hanya tersenyum, pria itu begitu bahagia melihat istrinya yang begitu semangat bercerita tentang semua kegiatan mereka hari ini.     

"Mas aku pengen makan bakso deh," ucap Gina.     

"Ya sudah ayo. Sebenar nya mas juga udah dari tadi pagi, tiba tiba ngebayangin enak nya makan bakso," jawab Daffa.     

Kedua nya lalu beranjak dari tempat tidur dan segera pergi. Saat pergi Gina menginginkan naik motor namun, Daffa menolak saat melihat awan yang sudah terlihat akan turun hujan dan hal itu membuat Gina harus menuruti apa yang di inginkan oleh sang suami.     

Bagi Gina naik motor adalah hal yang begitu nikmat, bagaimana tidak selama ini diri nya tidak di izinkan sekali saja, untuk bisa merasakan naik motor kecuali setelah menikah. Sikap posesif ayah Bian dan Abang Ryu membuat Gina harus menerima hal itu, diri nya benar benar seperti seorang ratu jika kedua pria itu sudah mulai dalam mode galak nya. Dan hanya sang bunda lah yang menjadi tempat Gina untuk mengadu.     

Melody yang jarak usia nya sedikit jauh membuat Gina lebih nyaman berada di dekat Ryu sang Abang. Hal itu juga yang di rasa kan oleh Ryu, sehingga mereka selalu menghabiskan banyak waktu bersama. "Mas kamu tahu gak, kalau Abang kemarin ngomong sama aku pengen nikah sama kak Putri," ucap Gina. Wanita itu sudah membongkar hal yang hanya diri nya dan bunda serta ayah nya saja yang baru tahu. Selebihnya belum ada yang mengetahui hal itu karena Ryu mengatakan akan memberitahukan semua nya seorang diri namun, Gina melupakan hal itu. Diri nya dengan sangat lancar membuka semua rahasia sang Abang, Daffa hanya geleng geleng kepala saat Gina menyadari hal yang salah terjadi kepada diri nya.     

Setelah berjalan sekitar lima belas menit, mobil yang dikendarai oleh Daffa segera berhenti di salah satu langganan bakso. Meskipun tempat nya kecil dan berada di bahu jalan tapi kualitas dan kebersihan sangat di jaga di tempat tersebut dan hal itu lah yang membuat Gina serta Daffa sangat bahagia.     

"Eh neng Gina, mamang kira udah gak mau datang lagi," ucap mang Udin. Penjual bakso langganan mereka, karena sering datang membuat pria paruh baya itu, sudah mengenal.     

Tempat ini menjadi tempat favorit kedua nya sejak dulu. Namun, jodoh belum memperlihatkan dan mendekati diri mereka. Sehingga kedua nya belum bertemu, hingga ketika Daffa mengajak sang istri berjalan jalan. Pria itu mengajak ke tempat tersebut, hingga kedua nya menjadi lebih sering ke tempat makan tersebut di bandingkan ke tempat lain nya.     

"Lagi banyak urusan kampus mang. Aku seperti biasa ya mang, jangan lupa kikil, tetelan, dan tulang nya khusus buat aku," ucap Gina semangat. Daffa hanya bisa geleng geleng kepala, melihat makanan yang dimakan oleh sang istri begitu banyak namun, tetap tidak gemuk.     

Namun, seketika Daffa mulai terdiam ada sedikit perubahan yang terjadi oleh istri nya itu, dan hal itu begitu terlihat nyata. Semua badan istri nya sudah mulai berisi, "Kamu mau pesan apaan Mas?" tanya Gina. Daffa yang melamun, seketika kaget dan mulai mengatakan keinginan nya.     

Setelah itu, mang Udin langsung meracik nya seorang diri. Karena begitu spesial kedua nya, sehingga membuat mang Udin rela melakukan nya sendirian. Pria itu bahkan awalnya tidak menyangka bahwa, Gina dan Daffa bisa menikah karena melihat kedua nya yang tidak pernah makan berdua padahal kedua nya adalah pelanggan setia di tempat nya.     

"Mas … aku mau nanya, nanti kamu jawab yang serius ya."     

"Nanya apaan sih," ucap Daffa. Hujan sudah mulai turun, walaupun tidak terlalu deras, hal itu membuat Daffa melepaskan jaket nya dan mulai menyampaikan ke bahu sang istri. Hal itu benar benar membuat orang di sekitar mereka iri akan apa yang dilakukan oleh Daffa. "Aku gendutan ya mas?" tanya Gina. Mendengar hal itu membuat Daffa bingung harus berkata seperti apa karena jujur saja. Jika diri nya berkata jujur, maka bisa saja Gina akan marah namun, jika diri nya berbohong istri nya itu akan terus menerus bertanya mengenai hal tersebut.     

Daffa terdiam sesaat pria itu takut dengan jawaban yang akan diri nya berikan kepada sang istri. Takut jika apa yang dia ucap kan tidak sesuai dengan keinginan hati istri nya.     

"Loh kok diem sih mas. Kamu itu tinggal jawab aja loh, aku gendutan atau nggak," ucap Gina lagi.     

"Bukan gendutan kok sayang, cuma berisi aja. Dan itu arti nya, aku ngasih kamu makan. Kalau kamu kurus, nanti di kira aku menyiksa kamu," jawab Daffa. Pria itu berusaha untuk tetap memuji istri nya walau pun Daffa tahu, tidak akan mudah untuk Gina percaya dengan apa yang sudah di ucapkan oleh suami nya. "Iya mas aku tuh, sering banget makan manis. Terus waktu kamu pergi, aku selalu beli jajanan maka nya sedikit berisi," jawab Gina. Wanita itu tidak marah, seperti apa yang ada di dalam pikiran Daffa, dan hal itu membuat Daffa bisa bernafas dengan sangat lega. Setidak nya malam ini diri nya bisa aman, tidak tidur di lantai atau di sofa luar karena istri nya yang marah dengan jawaban yang dia berikan.     

Hari ini begitu banyak hal yang terjadi, terutama Gina yang biasa nya sering diam dan lebih banyak mengalah malahan saat ini lebih ceriwis semua nya diceritakan oleh Gina, hingga bakso yang dipesan oleh kedua nya sampai.     

"Maaf ya mamang lama, soalnya bakso untuk neng Gina dan mas Daffa, kan bakso tumpeng jadi biar merata masakan nya cukup lama," jelas mang Udin. Pria itu sudah selalu mengatakan hal itu jika, mereka memesan bakso tersebut dan Gina serta Daffa sudah sangat terbiasa akan hal tersebut, sehingga mereka bersikap biasa biasa saja.     

"Santai saja mang, kami berdua udah biasa kok," jawab Daffa.     

Mereka berdua lalu mulai memakan bakso nya, bakso tumpeng yang berisi kan banyak bakso kecil di dalam nya dan di tambah kan dengan beberapa topping di dalam nya berhasil membuat Gina sudah tidak sabar untuk mulai memakan nya. Tidak mau membuat istri nya sudah, Daffa segera memotong bakso tersebut membantu sang istri supaya tidak terlalu susah. Tangan Daffa juga terjulur, ke arah bibir Gina yang sedikit kotor. Hal itu benar benar membuat orang orang yang ada di sana segera menatap dengan perasaan iri, jika dulu Gina akan sibuk dengan ocehan semua orang. Maka diri nya saat ini, hanya biasa saja tidak mau memikirkan hal hal yang nyata nya mereka tidak bisa memiliki hal itu selain diri nya.     

***     

Mobil Dewa dan juga mobil milik Atha berhenti di depan rumah Acha hal itu semakin membuat Dewa tidak suka dengan hal yang terjadi, pria itu terus saja mengumpat dan saat ini rasa nya Dewa ingin memukul wajah Atha yang dengan berani nya datang ke rumah Acha. Tapi Dewa, kembali teringat bahwa diri nya tidak mungkin melakukan ha itu, terlebih lagi selain Atha adalah dosen nya. Pria itu juga Om dari kakak ipar nya sendiri, bisa bisa Dewa di balas oleh sang Abang atau bahkan sang ibu jika mengetahui hal tersebut.     

Tok     

Tok     

Tok     

Terdengar dari luar suara ketukan pintu, dan hal itu membuat Acha yang sudah dengan santai nya merebahkan diri di sana segera beranjak.     

"Ada apa mbok," ucap Acha. Terlihat dari wajah nya jika wanita itu tidak ingin di ganggu namun, karena ketukan tersebut berulang kali di ketuk membuag Acha dengan sangat terpaksa melakukan nya.     

"Non di luar ada dua mobil mungkin non Acha kenal. Soal nya mereka sama sama tidak keluar dari dalam mobil, mbok cuman takut aja kalau mereka mata mata," ucap mbok Ila. Acha geleng geleng kepala nya, gadis itu lalu berjalan menuju jendela luar, dan apa yang di lihat oleh Acha membuat diri nya sendiri kaget. Acha sangat kaget, ketika melihat di sana, ada mobil Dewa dan dosen nya yang tiba tiba ikut datang ke rumah.     

"Kenapa mereka bisa ada di sini," gumam Acha. Bukan nya membuka kan pintu, Acha kembali masuk ke dalam kamar nya dan meminta kepada si mbok, jika kedua nya bertanya maka Acha meminta untuk tidak di jawab.     

"Tolong ya mbok, saya tidak mau di tanya. Jadi tolong untuk tidak menganggu saya," ucap Acha dengan nada dingin, dan hal itu seketika langsung membuat mbok Ila, pergi dan meninggalkan tempat tersebut.     

Di dalam mobil, Atha terus menerus mencoba menghubungi Acha pria itu terlihat sangat khawatir, di tambah lagi dengan ucapan mbok Ila yang mengatakan bahwa Acha tidak mau di temui oleh siapa siapa sehingga semakin membuat Atha tidak karuan.     

Setelah cukup lama Atha berada di sana, pria itu lalu pergi ketika sang bunda mengabari diri nya bahwa Bian dan Carissa akan berkunjung ke rumah nya. Melihat mobil Atha pergi, Dewa pun menyusul dosen nya itu. Sedangkan Acha yang sejak tadi, menunggu kepergian mereka akhir nya, bisa bernafas lega entah kenapa kehadiran kedua nya membuat Acha sulit bernafas.     

Wanita itu baru lah menghidupkan kembali ponsel nya, dan seketika ponsel itu terus bergetar dan banyak sekali notif dari Dewa dan juga Atha. Acha belum membuka, pesan yang dikirimkan oleh Atha, diri nya lebih memilih untuk melihat beberapa akun media sosial yang sedang viral.     

***     

Setelah selesai dengan urusan bakso, kedua pasangan suami istri yang tidak pernah lepas saling menggenggam itu lalu pergi ke tempat lain.     

"Mas pulang aja, hujan nya bikin seram," ucap Gina. Wanita itu rasa nya ingin tidur saja, di tambah dengan cuaca yang begitu sejuk dan hal tersebut membuat Gina malas berlama lama di luar kamar nya. Atas request sang istri, Daffa lalu memutar balik mobil nya. Kedua nya tidak jadi pergi, melainkan memutar mobil nya untuk segera pulang dan sampai di rumah.     

Karena hujan yang sangat deras membuat kedua nya masih berada di jalan titik kemacetan yang sangat panjang serta padat membuat Daffa dan juga Gina harus bisa lebih bersabar lagi di jalan titik apalagi dengan banyak nya genangan air yang mulai timbul akibat hujan yang cukup deras.     

Gina yang bosan mulai menyalakan radio yang ada di dalam mobil wanita itu mencari beberapa siaran radio untuk membuat mobil mereka tidak terlihat sunyi. Sedangkan Dafa hanya bisa tersenyum dengan tingkah laku istrinya yang begitu menggemaskan titik saat ini rasa nya Daffa begitu tergoda dengan bibir ranum yang ada pada istrinya tersebut.     

Hujan semakin deras turun membuat kedua nya menjadi terjebak di tempat tersebut. Gina yang mulai bosan mencari cari cara supaya diri nya bisa bertahan lama di dalam mobil tersebut saat ini rasa nya Gina ingin pergi dan meminta mereka semua yang ada di depan sana untuk bisa memberi nya jalan untuk pergi.     

"Ya ampun mas kita bakalan sampai di rumah jam berapa lagi lihatlah saat ini sudah hampir dua puluh lima menit lamanya kita berada di tempat ini."     

"Entahlah Sayang lihat di depan sana masih banyak genangan air yang membuat jalanan menjadi licin dan banyak juga orang orang yang sedang berteduh di pinggir jalan apalagi lihat itu motor motor tersebut."     

Tidak ada orang yang sangat betah berada di tengah kemacetan begitu juga dengan Gina wanita itu rasanya ingin teriak tapi tidak mungkin hal itu terjadi titik dirinya lalu mulai membuka akun media sosial nya dan melihat sebuah foto galau yang baru saja di posting oleh Dewa melihat Hal itu membuat dahi Gina berkerut dengan tajam sesekali Dafa melirik ke arah istri nya tersebut pria itu jadi bingung dengan ekspresi wajah Gina yang terlihat sangat menggemaskan.     

"Ini Dewa kenapa ya Mas kok tumben dia posting tiba tiba hitam dengan nada lagu yang sangat galau kayak nya ini dewa beneran jatuh cinta deh sama Acha sampai sampai dirinya tidak rela melihat Acha dan Om Atha dekat."     

"Emang nya Om atta itu pacaran atau memiliki hubungan dengan aja ya. Sayang," tanya Daffa.     

"Aku sih nggak tahu Mas cuman tadi saat aja begitu dekat dengan om atta tiba-tiba saja kami aku deh sama Kak Sekar curiga dengan hubungan mereka. Apalagi setelah Acha dan Om Atha pergi bersama melihat sebuah seminar yang ada ada di daerah Thamrin kemarin."     

"Mana Mas mau lihat postingan yang di bagikan oleh Dewa."     

Gina lalu memberikan handphonenya kepada sang suami dengan sangat jelas di dalam postingan yang dibagikan oleh Dewa tersirat suatu keinginan yang tidak mampu terjadi hal itu membuat Daffa sedikit ingin tertawa karena selama ini diri nya tahu bahwa adiknya tidak mungkin terlihat galau kalau tidak ada hal yang mengusik hati nya.     

"Tapi masa Dewa galau sih Mas kan kemarin dia sendiri yang menolak kehadiran Acha. Sampai kamu tahu kan Mas kalau aja ke Bandung itu kenapa aku sih kalau nggak ingat dia itu adik kamu rasanya pengen aku lempar ke sungai Amazon tahu nggak mas masa dia begitu tega dengan Acha."     

Dafa tertawa melihat istrinya yang begitu Itu kesal dengan sang adik bukan hanya Gina yang menyayangkan sikap dari dewa seperti ini dirinya juga begitu.     

Tak lama mobil yang dikendarai oleh Ja'far mulai bergerak keduanya bisa lolos dari kebanjiran serta kemacetan yang ada, Gina bisa bernapas lega sungguh saat ini dirinya sangat ingin berada di dalam kamarnya merebahkan punggungnya yang semakin hari semakin cepat lelah.     

###     

Halo selamat malam dan selamat membaca ya. Aku nulisnya ini pakai voice note loh. Karena posisinya badanku lagi kurang sehat semoga hasilnya tetap dapat ya terima kasih buat kalian semua bye bye sehat-sehat terus ya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.